kebencian dengan cinta bedanya setipis sayap anai-anai.

Pages

Rabu

15415

Mau curhat.



Rasanya pengen ngomong kasar pas orang itu menyalahkan gue di mana posisi gue serba salah. Kalau gue menanggapi, gue yang salah karena gue menikung dan orang-orang pasti akan membenci gue tanpa mereka tahu dan ngerasain sulitnya di posisi gue. Kalau gue mengabaikan, gue yang salah juga karena ada satu orang yang membenci dan menjauh dari gue, then i seem have no life without him. Pilih mana, dibenci orang banyak tetapi masih bisa bertahan atau dibenci satu orang tetapi sulit untuk bertahan? Nggak ada yang mau dihadapkan pada pilihan seperti itu. Sad. Gue berada di lingkungan di mana orang-orang terdekat gue terlihat mendukung apapun yang gue lakukan, tetapi sebenarnya mereka membicarakan keburukan-keburukan gue di belakang dan sama sekali nggak memberitahu gue tentang itu. Again, sad. Hypocrites everywhere. I know, semua orang munafik, bermuka dua, tapi setidaknya mereka nggak usah dekat-dekat dan bersikap seolah baik padahal bersikap kebalikannya di belakang gue. Itu menyakitkan, karena gue nyaris mempercayakan rahasia gue ke mereka. Itu salah satu alasan gue paling nggak mau asal cerita kalau gue lagi beginilah, lagi begitulah, sama sembarang orang. Orang-orang nggak sebaik yang terlihat. Nggak usah bilang gue sombong, kasar, dan terlalu menutup diri. Karena lo belum tau gimana rasanya society fucked you up. People are shit. Dan karena lo belum pernah ngerasain jadi gue. Makanya jangan asal ngomong, jaga itu mulut. Nggak usah tanya gue kenapa, kalau lo sebenarnya cuma penasaran dan ikut campur hidup orang. Get a life, gue bisa hidup sendiri tanpa orang-orang seperti lo.

Segitu ae dha. Hha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Black Moustache