Seanjing-anjingnya aku
Tanganmu menyerapahiku di tengah senyapnya malam
Mulutmu menyumpahiku seakan aku seorang pendosa yang harus pulang ke neraka
Rembulan menatap kita sendu
Awan mendung di atas sana bahkan hampir menangis
Dan kau pun tak berhenti-berhentinya jenuh dirasuki iblis
Kau meneriakiku anjing, maka engkau lah tulangku
Kau yang membuat darahku berdesir tiap menatapmu
Kau yang membuatku memiliki hasrat untuk tetap hidup
Kau yang menegapkan tubuhku
Kau yang melengkapi jiwaku yang hanya dibungkus kulit
Sungguh, aku tiada pernah main wanita
Sebejat-bejatnya aku, tak pernah menomorduakanmu, tiga empat seterusnya sekali pun
Seanjing-anjingnya aku, kau tetap lah tulangku
Karena aku lelaki;
aku yang tidak bangga memiliki 1001 wanita,
aku yang hanya bangga menetap pada satu hati hingga maut meraup sukma,
si pemilik hati tetap memilikiku
Kau lah pemilih hati itu
Dulu aku pernah berjuang menyingkirkan para pria di dekatmu
Dulu aku pernah mengabaikan para wanita selain engkau
Sekarang izinkan aku untuk mempertahankanmu
Sekarang izinkan aku untuk mengucap janji suci untuk yang pertama dan terakhir kalinya untukmu
Sekarang izinkan aku untuk menjaga anak-anak kita dan engkau kelak
Sekarang izinkan aku untuk menghirup senja ditemani kau serta sepasang cangkir kopi
Sekarang biarkan aku mencintaimu hingga ajalku tiba
K.
---
A/N: Yeay! Itu puisi pertama yang gue publikasikan
Gue terinspirasi Kahlil Gibran, aaah karya-karyanya keren! <3
By the way, ini bukan ceritanya siapa-siapa ya-_- gue juga bukan cowok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar