kebencian dengan cinta bedanya setipis sayap anai-anai.

Pages

Tampilkan postingan dengan label goddamned things. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label goddamned things. Tampilkan semua postingan

Selasa

Pulang Pada Sesuatu Yang Hakiki

Ketika sudah lelah dan menemukan rumah dari segala usaha dan perjuangan, kita akan pulang ke rumah itu. Hidup sama seperti pepatah cinta barusan. Tiap yang pergi, pasti akan pulang.

Aku sudah lelah dengan menjaga agar aku tetap baik-baik saja. Ini terlalu berat. Atau hanya beban pikiranku yang berat? Entah. Karena pada akhirnya rasa lelah menungguku di ujung jalan.

Bukan aku menyerah. Kalau aku menyerah pada rumahku yang sebenarnya, orang-orang di sekelilingku pasti tak akan melihatku lagi. Namun sekarang, aku memang sedang berusaha untuk tidak terlihat di depan mereka. Aku sedang bersembunyi. Agar aku bisa menyelinap masuk ke rumahku. Di mana aku harus, akan, dan pasti kembali. Tempatku pulang.

Ibarat orang-orang zaman dahulu yang ke luar dari rumah mereka dengan menenteng ember kosong untuk diisi air di mata air terdekat. Pada akhirnya mereka akan kembali ke rumah masing-masing dengan membawa ember penuh berisi air untuk menghidupi diri mereka sendiri. Barangkali aku baru mendapatkan setetes air. Yang hanya bermanfaat sedetik mengaliri rongga kerongkonganku ketika dia merasakan dahaga. Setelahnya? Aku tak tahu dengan apa aku mengaliri batang kerongkongan yang sekering udara kemarau dan setandus padang pasir. Saat itulah aku menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu mengambil mata air untuk dibawa pulang. Aku malah bermain-main dengan ilusi. Kehidupanku yang sebenarnya kulupakan barang seribu tahun.

Umpama siang berganti malam. Malam di mana aktifitas kehidupan berhenti. Waktuku telah habis. Tak perduli aku mengisi emberku dengan air atau tidak, aku harus pulang. Tak perduli berapa banyak orang yang bergembira karena mereka tak perlu mengantri terlalu lama untuk mengisi embernya setelah kepergianku dari mata air. Tak perduli berapa banyak orang yang menangis karena mereka kehilangan yang menemaninya bermain-main dengan ilusi. Aku tetap harus pulang.

Doakan aku selamat di jalan pulang.

Kamis

Mereka yang Atau Aku yang

Mereka yang pergi atau aku yang meninggalkan?

Mereka yang tak acuh atau aku yang masa bodoh?

Mereka yang datang hanya saat butuh atau aku yang merasa aku tak butuh siapapun?

Mereka yang enggan berbicara atau aku yang anti memulai?

Mereka yang tertawa di saat aku menangis atau aku yang menangis di saat mereka tertawa?

Mereka yang berbohong atau aku yang tak pantas menerima kejujuran?

Mereka yang asyik sendiri atau aku yang tak asyik?

Mereka yang menanggapiku atau aku yang selalu memohon belas kasihan?

Jangan pernah meminta kalau kamu sendiri tidak pernah memberi. :)

Rabu

Ayah

Pernah kalian berpikir bahwa sosok ayah itu penting? Nggak kalah pentingnya dibanding seorang ibu? Seringkali aku berpikir tentang itu.

Entah kenapa aku jauh lebih akrab dan mengerti perasaan ayah. Tapi bukan berarti sosok ibu lantas diabaikan. Sungguh yang aku rasakan seperti itu. Apa karena aku anak perempuannya? Apa karena aku selalu berada di dekatnya walau hanya menjadikannya teman main yang asyik? Apa karena aku begitu tertarik dengan setiap cerita-ceritanya yang ia buat-buat sendiri maupun dari pengalaman pribadinya? Apa karena karakterku yang persis dengannya?

Ayah rela memberikan barangnya hanya agar aku tersenyum. Ayah rela kuabaikan berkali-kali hanya karena kepentinganku yang selalu menjadi obsesi terbesarku. Ayah rela seringkali ku-masa bodoh-kan perintah-perintahnya. Ayah rela membiarkan dirinya tanpa selimut hanya agar aku bisa terlelap dengan nyenyak. Ayah rela memaksakan dirinya untuk bangun pagi di saat tubuhnya meriang hanya agar aku tiba di sekolah tepat waktu. Ayah rela kakinya berletih-letih ria sementara aku di depannya mengayuh sepeda sekencang mungkin agar tidak ditangkap saat aku ingin kabur bermain. Ayah rela dirinya tidak bahagia, yang penting anaknya bisa lebih bahagia dari dirinya.

Aku sering berdebat dengannya. Bukan debat tentang pelajaran atau apa. Cenderung ke pertengkaran. Hingga kami mengeluarkan kata-kata kasar. Aku bodoh ya masih mengira ayah adalah orang paling jahat di dunia ini karena melontarkan kata-kata tak pantas itu pada anaknya sendiri? Memang. Seharusnya aku yang berkaca. Ayah yang sudah selama aku hidup, menukar tenaga dan peluhnya dengan kehidupan yang lebih baik untukku, tapi malah kumaki-maki. Bisa kalian bayangkan bagaimana menjadi ayahku? Pecat saja aku jadi anak.

Aku egois. Aku anak yang buruk tapi kenapa Tuhan menempatkan posisiku sebagai anak dari pria yang begitu baik? Aku egois. E-Go-Is.

Sampai-sampai aku nggak tahu aku harus berterima kasih atau meminta maaf karena kehangatan dan perhatian (yang sering kusalahartikan sebagai kekangan) yang selalu ayah berikan padaku.

Ya sudah.

Aku hanya bisa berdoa semoga ayah diampuni dosa-dosanya dan diberi balasan di dunia maupun akhirat yang setimpal. Itu amat, sangat pantas, kan? Ayah sudah terlalu sabar menghadapi anak sekacau aku.

Buat ayah, dan ayah-ayah lain di seluruh dunia.
-- Anakmu yang selalu berdoa.

Jumat

Tak Sederhana

Aku mencintaimu dengan sederhana
Seserdehana awan kelabu yang selalu menemani hujan
Seserdehana semut-semut pekerja yang tak pernah lelah mengabdi untuk ratunya
Sesederhana alam yang segan marah padahal telah dirusak manusia tak punya hati
Tapi percayalah, cintaku tidak sesederhana itu

10/10/2014

Haiii. Baca pelan-pelan dan ngertiin ini yaa, tolong. Wkwkwk.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sabtu

this.

Judgemental. You be like always comment of what i did. Like what? You're not jury in The Voice, moreover God.

Easy come, easy go. After i helped you, you just walked away? I'll appreciate thanks, but, did you do it?

Hypocrite. "you're such a kind person" and then when i was not there, "she's bitch". You are, repeat, you are.

Care but actually aren't. You be like always asked my problems, and when i put my trust on you to solve it together, you have no meaningful respond. You just wanted to know my problems and then walked away.

You know, i'm overthinking person. You know, i'm depressed about it. You know, ths is why i think i'm a trash. You know, this is why i think i'd better die. You know, it totally hurts. You know, this is why i hate crowd. You know, this is why i hate people. You know, this is why i hate you.

Minggu

Secarik Surat Untuk Kamu

Mungkin aku hanya sebagai obat bagimu, yang selalu ada ketika kamu butuh tetapi kamu kembali sibuk dengan duniamu saat pulih.

Mungkin aku hanya sebagai temanmu di saat sepi, dan ketika ramai menghampirimu, seakan aku menghilang begitu saja padahal aku selalu ada.

Apa hubungan yang seperti ini layak disebut persahabatan?

Seingatku, sahabat itu ada di kala duka dan senang.

Senin

Forget About It got me like:

Seems like I'm making
A deal with the devil
Who's whispering softly to me

Akhirnya aku terjebak dalam permainan kamu yang pada awalnya aku tidak mengikuti permainan ini. Kamulah bosnya, aku hanya prajurit yang selalu menuruti kemauan Si Pemimpin.

Cause I feel
Like a bad joke

Aku tidak dapat keluar dari permainanmu. Kamulah yang memegang kendali, bukan aku. Apa aku yang bodoh yang terus mengikuti rancangan alur darimu atau kamu yang terus seakan-akan memaksaku untuk bermain.

Was it real?
Or a love scene?
For a bad dream?

Seringkali aku bertanya pada diri sendiri, apakah rasa aneh yang menggelanyar di hati ini nyata? Apa kamu juga merasakannya?

You are a shining example
Of I don't sleep at all

Aku semakin terlarut dalam permainanmu. Kamu yang membuatku seperti ini, kan?

Gotta know
Was it real?

Aku mulai ragu bahkan menyesal karena telah masuk dalam permainanmu--ups, maaf, mungkin perangkapmu.

You know
There are some days where i really feel
Like this could work
Like you and I finally gonna get it right

Aku merasa di mana kamu membuatku seolah terbang ke surga. Di mana kamu memperlakukan seperti putri, bukan prajuritmu. Aku merasa. Hanya aku yang merasa.

Then there days like today
When you make me
Wanna tear my fucking hair out

Aku juga merasa di mana banyak hari kamu memperlakukan seperti orang yang tidak kamu kenal sebelumnya. Kamu belum pernah merasakan ya? Kuberi tahu, rasanya sakit. Aku merasa tak dianggap. Diabaikan. Oke, kamu bosnya, tapi kamu tidak berhak memperlakukanku semaumu. Aku ini manusia, kamu juga. Kita sama.

Tapi tidak, kamu tidak merasakan apa yang aku pernah rasakan, Bung.


Forget About It by All Time Low.

Kamis

Lies

Apa aku berdosa jika membohongi dia serta perasaanku, tidak ketinggalan pula orang-orang di sekitarku?

Tuhan, berdosakah aku?

Persetan dengan tetek bengek cinta. Itu hanya memojokkanku seperti tersangka dan merasa berdosa seperti ini.

Dia tidak salah, dia telah menemukan jalannya untuk mencintai seseorang. Akan tetapi, tidakkah dia mengetahui orang yang ia pilih untuk dicintai itu salah? Tidak seharusnya dia memilihku untuk dia cintai. Jangan salahkan aku, dia tetap berhak memilih tapi jika yang dipilihnya aku? Aku merasa bersalah karena aku tidak mempunyai perasaan padanya sama sekali tetapi aku bersedia untuk dia cintai.

Aku tidak mencintainya, aku mencintai orang lain diam-diam. Dia tidak mengetahui itu, andai saja dia tahu, aku telah berdosa menjatuhkan perasaan cintanya hingga menelusup ke rongga bumi sampai ditelan bumi. Aku tidak ingin menyakiti orang, terlebih orang yang mencintaiku.

Dia ingin mengajarkanku untuk mencintainya, aku menerima itu walau hatiku masih tertambat untuk orang lain yang tidak pernah dia ketahui. Akan tetapi, aku hanya terus mencoba untuk mencintainya, tidak! Tidak. Aku tidak pernah mencobanya, aku harus mempelajarinya.

Jumat

Rewind

Sial.

Benar-benar sial.

Aku terjebak dalam lingkaran ini.

Siapa pula yang ingin dirinya mencintai seseorang tetapi seseorang itu sama sekali tidak menaruh perasaan apa pun?

Siapa pula yang ingin membiarkan dirinya jatuh cinta sendirian?

Siapa pula yang menginginkan dirinya dan seseorang saling membutuhkan, tetapi tidak akan pernah bisa bersatu?

Katakan, siapa?

Tidak ada.

An anomaly.

Di postingan kali ini, gue mau curhat. Curhat mulu? Au amat. HAHAHA nggak kok, gue cuman mau cerita..... ada yang aneh kayaknya dalam diri gue. Gue udah ngalamin beberapa kali, mimpi. Kalian juga pernah mimpi kan? Bedanya, mimpi gue bisa bersambung. -____-

Gue nggak tahu kenapa, dan anehnya lagi.... setiap mimpi gue yang bisa bersambung itu selalu mimpi yang horor. Kalau nggak dikejar-kejar psikopat gue-nya atau gue yang jadi psikopat. Sialan tuh mimpi. Gue mau cerita mimpi gue yang baru-baru aja, ya.

Di hari pertama, gue mimpi tentang.....

Kamis

#code

Salah satu fakta cewek dan cowok yaitu cewek yang suka ngode sedangkan cowok yang lambat mengartikan kodenya. Yaudah lah yaaa bete juga ngomongin ginian, ini dia yang nggak peka atau gue yang bloon/nggak peka juga. Pfft, tapi kata temen-temen gue sih, gue emang suka nggak peka eh bukaaan, tapi bolot, lama, tampang bloon. Jahat :( padahal menurut gue, gue udah peka banget. #bukankode HAHAHA sekarang gue mau ngode (ini mah bukan kode lagi kalau udah dikasih tahu -_-) pffft bodo amat bete. Kode-kodenya dalam bentuk lagu yaaaa HAHA

Jumat

Surat untuk Dina.

Selamat pagi, Dina. Jangan kaget jika surat ini kuletakkan di atas ragamu berbaring, aku sudah tidak tahan lagi ingin mengirim surat padamu, karena aku tidak bisa menunggu kita di surga. Itu terlalu lama bagiku. Semoga kamu bahagia di sana. Aku akan menyusulmu.

Hari-hari sungguh sepi tanpa kehadiranmu, tanpa lembutnya suaramu, tanpa sunggingan senyummu melebihi indahnya pelangi yang seringkali kamu pandangi setelah hujan mereda.
Black Moustache