kebencian dengan cinta bedanya setipis sayap anai-anai.

Pages

Tampilkan postingan dengan label sok bijak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sok bijak. Tampilkan semua postingan

Sabtu

Apa kau adalah matahariku?

Kau tahu? Kau tahu mengapa aku betah memandang langit senja? Kau tahu alasan aku hanya tersenyum tatkala kau mengajakku pindah dari balkon dan duduk di depan televisi yang tanpa suara, biar hanya kita yang bersuara? Ada sesuatu yang indah kala itu. Aku menyukai keheningan, air hujan yang menetes dan meresap ke kulit kepalaku, angin sejuk yang yang menyapa jemariku kala aku melambaikan mereka di udara pada burung-burung yang bermigrasi. Aku tahu kau akan jenuh dengan itu. Aku tahu betul kau lebih menyukai lapangan hijau yang sorak-sorai orang meneriakkan namamu, sinar matahari yang jatuh yang membuat kulitmu terbakar, tangan dinginku yang membelai pelipismu yang hangat menyingkirkan peluh.

Sebelum surau menyerukan tanda sembahyang senja, kepalaku mendongak dan kutemukan sesuatu yang indah itu. Kemudian kupejamkan mata, kubiarkan angin membawa sisa air hujan menerpa dan menggelitik wajahku. Meski kala itu sehabis hujan seharian, namun aku merasa hangat. Rasa yang selalu kau rasakan ketika kau melakukan kegiatan favoritmu. Aku merasakannya. Karena seraya wajahku terpancang ke langit lembayung, aku mengkhayalkan kita. Ketika aku membuka mata, aku menyadari sesuatu yang indah yang belum pernah kuceritakan padamu. Tentang langit senja yang sama dengan kita.

Sekali-kali berdirilah di sisiku ketika langit berwarna cantik itu tampil di atas kita. Kau akan melihat warna ungu kala kau mendongakkan kepala. Dan kau akan melihat warna merah kala kau menatap lurus ke kaki langit. Apa kau tahu mengapa mereka berbeda warna padahal mereka berada dalam ruang dan waktu yang sama? Mereka sama-sama langit kala matahari mulai beranjak ke peraduannya. Kau tahu mengapa? Mungkin mereka jatuh cinta, manisku. Sama seperti kau dan aku. Kau adalah merah dan jingganya, sementara aku adalah ungu dan birunya. Kau menawarkan semangat, obsesi, dan sesuatu yang membara, sementara aku memberikan sesuatu yang bisa membuatmu merasa teduh. Jika kau adalah darah yang mengalir dari luka, maka aku adalah bekas lukanya. Jika kau adalah seekor anak burung yang ingin terbang melayari angkasa, maka aku adalah sayapnya.

Akan tetapi, aku merasa khawatir juga. Ketika matahari beranjak naik dan bersinar terik, maka langit hanya mempunyai satu warna, yaitu biru. Hanya ada aku. Aku ingin bertanya saja, apa kau adalah matahari kala itu, agar aku kembali merasa lengkap?

---

Iseng-iseng buat beginian yawlaaa menye abis dari kemarin buat puisi, prosa yang melankolis wkwkwk gabut parah.

Jumat

10/10/2014

Haiii. Baca pelan-pelan dan ngertiin ini yaa, tolong. Wkwkwk.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Minggu

Secarik Surat Untuk Kamu

Mungkin aku hanya sebagai obat bagimu, yang selalu ada ketika kamu butuh tetapi kamu kembali sibuk dengan duniamu saat pulih.

Mungkin aku hanya sebagai temanmu di saat sepi, dan ketika ramai menghampirimu, seakan aku menghilang begitu saja padahal aku selalu ada.

Apa hubungan yang seperti ini layak disebut persahabatan?

Seingatku, sahabat itu ada di kala duka dan senang.

Senin

Forget About It got me like:

Seems like I'm making
A deal with the devil
Who's whispering softly to me

Akhirnya aku terjebak dalam permainan kamu yang pada awalnya aku tidak mengikuti permainan ini. Kamulah bosnya, aku hanya prajurit yang selalu menuruti kemauan Si Pemimpin.

Cause I feel
Like a bad joke

Aku tidak dapat keluar dari permainanmu. Kamulah yang memegang kendali, bukan aku. Apa aku yang bodoh yang terus mengikuti rancangan alur darimu atau kamu yang terus seakan-akan memaksaku untuk bermain.

Was it real?
Or a love scene?
For a bad dream?

Seringkali aku bertanya pada diri sendiri, apakah rasa aneh yang menggelanyar di hati ini nyata? Apa kamu juga merasakannya?

You are a shining example
Of I don't sleep at all

Aku semakin terlarut dalam permainanmu. Kamu yang membuatku seperti ini, kan?

Gotta know
Was it real?

Aku mulai ragu bahkan menyesal karena telah masuk dalam permainanmu--ups, maaf, mungkin perangkapmu.

You know
There are some days where i really feel
Like this could work
Like you and I finally gonna get it right

Aku merasa di mana kamu membuatku seolah terbang ke surga. Di mana kamu memperlakukan seperti putri, bukan prajuritmu. Aku merasa. Hanya aku yang merasa.

Then there days like today
When you make me
Wanna tear my fucking hair out

Aku juga merasa di mana banyak hari kamu memperlakukan seperti orang yang tidak kamu kenal sebelumnya. Kamu belum pernah merasakan ya? Kuberi tahu, rasanya sakit. Aku merasa tak dianggap. Diabaikan. Oke, kamu bosnya, tapi kamu tidak berhak memperlakukanku semaumu. Aku ini manusia, kamu juga. Kita sama.

Tapi tidak, kamu tidak merasakan apa yang aku pernah rasakan, Bung.


Forget About It by All Time Low.

Minggu

Just a poetry

Seanjing-anjingnya aku

Tanganmu menyerapahiku di tengah senyapnya malam
Mulutmu menyumpahiku seakan aku seorang pendosa yang harus pulang ke neraka
Rembulan menatap kita sendu
Awan mendung di atas sana bahkan hampir menangis
Dan kau pun tak berhenti-berhentinya jenuh dirasuki iblis

Kamis

Wrecking moral.

Wrecking moral is getting crazy. Gue bakal cerita dua dari sekian milyar perusakan moral sekarang-sekarang ini... 

Yang pertama, kebetulan gue suka baca komik, tertentu aja, misalnya Detective Conan, Naruto, terus sama komik love series yaa tergantung, sihhh. Gue nggak kaget lagi kalau baca ketiga jenis komik yang tadi kalau covernya bergambar gambar yang kurang pantas buat anak-anak. Ya emang, itu komik buat remaja, tapi tetep aja remaja jaman sekarang banyak yang nggak bener. Pernah gue ke toko buku sama temen-temen gue. Niat gue nyari buku pelajaran, temen-temen gue au dah lupa gue. Pas gue lagi di koridor komik tempat komik Naruto dan OnePiece, gue ngelihat cover OnePiece di salah satu episodenya nggak pantas buat dilihat gitu, ada gambar wanita yang pakai bajunya nggak bener. #iykwim

Kebetulan, pas itu, ada temen gue yang suka OnePiece. Dia bilang, "udah biasa mah jah, gambarnya kayak gini. Nggak usah dilihatin terusss!" Pft.

Lihat sekelilingmu!

Untuk apa kamu menunggu sesuatu yang tidak pasti?
Sesuatu yang tidak pasti akan selalu menyakitkan. Selalu.
Bahkan, menunggu yang pasti saja bisa lebih menyakitkan.

Untuk apa kamu memikirkannya sedangkan di pikirannya belum tentu ada kamu? Bisa jadi pikirannya dipenuhi oleh bayang-bayang seseorang selain kamu?

Untuk apa kamu menghabiskan waktumu untuknya yang bisa jadi sama sekali bukan masa depanmu?

Untuk apa kamu mengkhawatirkannya sedangkan dia belum tentu mengkhawatirkanmu saat situasi sulitmu?

Untuk apa kamu jatuh untuk seseorang yang tidak jatuh untukmu?

Untuk apa kamu habiskan sisa hidupmu untuk mencintainya? Sedangkan dia belum tentu membalas cintamu. Sepuluh tahun lagi atau selamanya, dia akan menjadi orang yang sama. Yang belum tentu membalas cintamu yang sudah menjamur dan akan tetap bertahan.

Untuk apa kamu merahasiakan cintamu darinya? Bisa jadi, dia tidak akan membalas cintamu jika kamu rahasiakan. Bisa juga, dia tetap tidak akan membalas cintamu meskipun dia sudah mengetahui ke mana cintamu akan berlabuh.

Untuk apa kamu selalu memperhatikannya sedangkan matanya memperhatikan seseorang selain kamu?

Selasa

BFF

#quotesoftheday

HAHA bener nggak, sih, kutipan di atas? Ngeri nggak ngeri itu kutipan, kalian pasti pernah ngerasain atau ..... jangan-jangan kalian sendiri yang kelakuannya kayak begitu? Hah. Kesel nggak, sih, kalo punya temen kayak yang di kutipan di atas? Kesel pasti. Pertanyaannya, temen yang kayak gimana, sih, yang masuk kriteria? HAHA menurut gue nih yaaa
- yang suka ngomongin kita di belakang. Gentle man, kalo mau ngejudge orang
- yang makan temen sendiri. Aduh, parah. Misalkan, temen kita udah tau kalo kita lagi suka sama seseorang dan nggak lama orang yang kita suka jadian sama temen kita sendiri. Hihihi, lucu deh orang yang kayak begitu, pura-pura nggak tau tapi cerdas banget ngambil kesempatan dalam kesempitan
- yang munafik di depan kita. Mereka sebenernya nggak suka sama tingkah atau ucapan kita, tapi mereka pura-pura baik, eh taunya di belakang mereka ngumbar aib kita dan tau kan akibatnya apa ...? Orang-orang jadi tau aib kita. Mau ditaruh di mana harga diri?
- yang suka ngeliat kita susah tapi susah kalo ngeliat kita seneng. Ih, jahat banget, ya

Nih, nih, pernah ngerasain nggak ......

do you ever feel?

Oke, kita kesel, sih, nggak apa-apa asal usahain jangan bales dendam. Kalo kita bales dendam, kita sama dong kayak mereka? Apalagi mereka kita unfriend, jangan dong. Mereka cuma butuh kesadaran lebih, kok.

Jumat

"Indonesia?" "Idk."

A : Hey bro. Tomorrow i'll go to Bali. It's awesomeee, it is?
B : Bali? I've never heard before. It's country or not?
A : Hoam. Yeah, seems country but smaller than others. You know Indonesia? It's beside it.
B : Are you sure, man? The fourth most populous country which ic Dutch colonized the people for too longtime?
A : Yeah, you got it!!

Dari dialog itu, so i wanna screaaam that Indonesia is good!!! Aaah, seems banyak orang di dunia nggak tahu menahu soal Indonesia padahal Indonesia punya banyak predikat kayak negara terpadat keempat, sumber minyak bumi sepuluh besar, markasnya PT. Freeport, negara dengan potensi sumber daya alam tertinggi. Yang mereka tau cumaa ... negara dengan pemakai media sosial terbanyak, koruptor terbanyak, objek jajahan ratusan tahun, negara dengan hutang yang lumayan besar, dan negara berkembang yang katanya sumber daya manusianya rendah! Dasar-_-

Banyak yang harus dibenahi di Indonesia.

"Manusianya dulu,'' kata Pak Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta 2012.

Sumber daya manusianya dulu, buktinya Jepang bisa bangkit dari ledakan bom Hiroshima Nagasaki gara-gara tekad & komitmen rakyatnya untuk bangun negerinya sendiri. Kalo sumber daya alamnya dulu yang diperbaiki, percuma, orang bodoh nggak akan bisa mengolah dengan baik. Terus pemimpinnya, kapan lagi ada Soekarno era modern. Itu pun dari tekad sumber daya manusianya sendiri.

So, kita bangun pribadi & mental pemimpin not looser supaya Indonesia dikagumi banyak orang. Last but not least, we must dream dare do.
Black Moustache