Sial.
Benar-benar sial.
Aku terjebak dalam
lingkaran ini.
Siapa pula yang ingin
dirinya mencintai seseorang tetapi seseorang itu sama sekali tidak menaruh
perasaan apa pun?
Siapa pula yang ingin
membiarkan dirinya jatuh cinta sendirian?
Siapa pula yang
menginginkan dirinya dan seseorang saling membutuhkan, tetapi tidak akan pernah
bisa bersatu?
Katakan, siapa?
Tidak ada.
Memang, tidak ada yang
menginginkan itu semua. Akan tetapi, kita bisa apa kalau kita yang
mengalaminya? Lari bukanlah jalan yang terbaik. Begitu pula dengan menyatakan
semua yang terjadi. Yang ada, hubungan kita hanya menjadi semakin buruk.
Tunggu, hubungan apa? Kita bahkan belum menjalin hubungan apa pun, lupakan
dengan persahabatan.
Kita selalu berbagi
cerita tiada henti,
tapi
yang selalu kau ceritakan selalu tentang dia
selalu saling
membutuhkan seperti halnya sepasang sepatu,
tapi
kita tak akan pernah menyatu
selalu melempar senyum
satu sama lain,
tapi
itu juga yang kau lakukan terhadap dia
selalu, selalu, dan selalu.
tapi
‘selalu’ tidak pernah cukup untukku, aku butuh ‘selamanya’
Cukup, aku kini
mengerti perlakuanmu itu.
Kau tidak pernah dan
tidak akan menganggap kita lebih dari hubungan persahabatan.
Aku selamanya akan menganggap ini bukan sekadar persahabatan. Meski kau bersilangan denganku, lagipula kau tidak akan pernah tahu perasaan yang sebenarnya.
Saat ini, aku hanya mengelilingi lingkaran yang tidak akan pernah ada ujungnya,
tidak akan pernah berakhir,
dan membuatku lelah,
kecuali aku memutuskan jalur lingkaran tersebut.
Tidak, aku tidak menginginkan hubungan persahabatan kita yang sudah sedemikian rupa dirusak oleh keegoisanku. Aku bersyukur kau masih mencintaiku, sebagai sahabat.
Lebih baik aku menginginkan persahabatan yang telah kita jalin kembali menjadi hubungan pertemanan biasa jika akhir dari semuanya seperti ini.
Di mana kau dan aku, belum saling mengenal sejauh ini.
Di mana aku yang,
belum merasa nyaman berada di dekatmu,
belum memiliki perasaan apa pun terhadapmu,
belum memiliki harapan setinggi ini.
Di mana kau yang,
masih semangat memerintahku agar lebih membuka diri,
tetapi masih malu-malu berbagi cerita denganku,
tidak mencintaiku, baik sebagai sahabat atau lebih dari itu.
Sayangnya, ketika kita sedekat nadi dan kulit, kau membuat aku dengan kau halnya matahari dan bumi.
Aku tidak bisa menggapaimu.
Andai, aku bisa memutar waktu. Atau paling tidak, aku mampu mengubah perasaan kau terhadapku.
--terinspirasi dari lagu The Scientist yang dipopulerkan oleh Coldplay.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar